Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Desas-desus mengatakan bahwa rumah itu dihuni oleh arwah seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil. Warga desa percaya bahwa wanita itu, yang dikenal sebagai Sari, meninggal karena dikhianati oleh kekasihnya ketika ia sedang mengandung anak mereka.
Setiap malam, suara tangisan dan rintihan bisa terdengar dari dalam rumah tersebut. Mereka yang berani mendekat mengaku melihat sosok wanita berbaju putih dengan perut buncit, berjalan tanpa arah sambil memegang perutnya yang seolah-olah sedang kesakitan.
Suatu malam, sekelompok remaja penasaran memutuskan untuk masuk ke dalam rumah itu. Mereka ingin membuktikan keberanian mereka dan mengetahui kebenaran di balik cerita yang telah lama beredar. Namun, apa yang mereka temukan di dalam rumah itu jauh lebih mengerikan dari yang bisa mereka bayangkan.
Di ruang tengah, mereka menemukan sebuah buku harian yang tergeletak di atas meja berdebu. Buku itu berisi catatan harian Sari, yang menceritakan tentang cintanya yang tulus kepada seorang pria, dan pengkhianatan yang ia terima. Semakin dalam mereka membaca, semakin mereka merasakan kehadiran yang menakutkan di sekitar mereka.
Tiba-tiba, lampu berkedip dan pintu-pintu mulai berderit sendiri. Suara tangisan yang memilukan terdengar semakin dekat. Salah satu dari mereka, yang bernama Rina, merasakan sesuatu yang dingin menyentuh perutnya. Ketika ia menoleh, ia melihat Sari, yang mata hampa dan air mata darah mengalir dari matanya, menatap langsung ke dalam jiwa Rina.
Sari berbisik dengan suara serak, “Jangan biarkan dia pergi seperti dia meninggalkanku…” Sebelum Rina sempat bergerak, semua lampu padam, dan ketika mereka kembali menyala, Rina telah menghilang tanpa jejak.
Keesokan harinya, Rina ditemukan di luar rumah itu, dalam keadaan terkejut dan tidak bisa berbicara. Ia hamil, dan tidak ada yang tahu bagaimana itu bisa terjadi. Rumah itu kemudian dijauhi oleh semua orang, dan cerita tentang Sari, wanita yang mati keadaan hamil, terus hidup dalam bisikan dan kisah-kisah di desa itu.
Cerita ini adalah fiksi dan dibuat untuk tujuan hiburan semata.
No comments:
Post a Comment